Rumahku ada di dalam diriku, dan untuk pertama kalinya, aku tidak merasa sendirian di dalamnya. Aku merasa lengkap. Fart of my life in 2025 Ada satu titik dalam perjalanan hidup ketika kamu berhenti mencari tempat untuk pulang pada orang lain. Kamu akhirnya sadar bahwa tidak ada satu pun tempat di luar sana yang benar-benar mampu menampung seluruh dirimu kecuali dirimu sendiri. Dan aku tiba di titik itu, aku menemukan sesuatu yang tidak pernah kusangka: sebuah ruang batin yang selama ini tertutup oleh kebisingan emosi. Ruang yang tenang, jernih, dan terasa seperti rumah. Di sinilah aku mulai mengenali identitasku yang baru lebih matang, lebih sadar, lebih lembut sekaligus lebih kuat. Bukan versi diriku yang takut ditinggalkan. Bukan versi diriku yang ingin diakui. Bukan versi diriku yang berusaha keras agar orang lain melihat nilai yang bahkan dulu tidak bisa kulihat sendiri. Aku menemukan rumah itu ketika aku berhenti meminta orang lain untuk memvalidasi keberadaanku. Ketika aku b...
Perjalanan ini terasa seperti awal baru, tapi bukan awal yang kosong. Ini awal yang diperkaya oleh kedalaman yang dulu tidak kumiliki. fart of my life in 2025 Untuk waktu yang lama, aku merasa hidup bergerak dalam serpihan. Lukaku di satu sisi, penyesalanku di sisi lain, kemarahan di satu titik, kebingungan di titik lain. Seolah setiap emosi berdiri sendiri dan membuatku kewalahan dari segala arah. Tapi setelah melewati semua badai itu, setelah kehilangan, pengkhianatan, dan kesadaran baru yang menyusul… aku mulai melihat bahwa semuanya saling terhubung. Tidak ada yang terjadi sendirian. Tidak ada yang muncul tanpa alasan. Tidak ada yang menyakitkan tanpa membawa sesuatu. Semua itu seperti potongan puzzle yang akhirnya menemukan tempatnya. Integrasi ini bukan soal “sembuh total”. Ini soal memahami diriku tanpa menyangkal bagian mana pun. Aku menerima bahwa dulu aku kurang sadar. Aku menerima bahwa aku pernah menyakiti. Aku menerima bahwa aku juga disakiti. Aku menerima bahwa ora...